boiler ini memiliki ecomonizer yang semestinya untuk difungsikan sebagai penghemanat energi pada kinerja boiler Economizer atau pemanas awal berfungsi untuk memanaskan air pengisi ketel sebelum masuk ke boiler. Pemanasan awal ini perlu yaitu untuk meningkatkan efisiensi ketel dan juga agar tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar di dalam boiler yang dapat mengakibatkan keretakan dinding boiler. Ruang bakar adalah bagian dari boiler yang dindingnya terdiri dari pipa pipa air Pada sisi bagian depan terdapat satu burner yang letaknya terdiri atas tingkat tersusun secaramen datar.
BOILER WATER TUBE GAS DAN SOLAR
Boiler Water Tube Vertical
Boiler adalah suatu perangat mesin yang berfungsi untuk merubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap dilakukan dengan memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran dilakukan secara continue didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut water tube boiler (boiler pipa air).
Boiler adalah bejana tertutup yang menyediakan sarana untuk panas pembakaran ditransfer ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau uap di bawah tekanan kemudian dapat digunakan untuk mentransfer panas ke suatu proses. Dalam Proses konversi energi, boiler memiliki fungsi untuk mengkonversi bahan kimia yang tersimpan energi bahan bakar menjadi energi panas yang ditransfer ke fluida kerja. Salah satu boiler yang digunakan di Mill Site PT.Sari Incofood Corporation adalah boiler tabung air yang didorong dengan 50% serat kelapa, 20% cangkang sawit, dan 30% menyalak. boiler adalah beroperasi pada tekanan 61,71 bar dengan produksi uap 135,2 ton uap per jam dan suhu 474,48 ° C.
Jumlah panas yang dibutuhkan untuk menghasilkan uap 592.248.965,6 kJ / jam. efisiensi thermal boiler adalah 63,6%. Steam ini didapat dari mesin boiler. Yang setiap jamnya, untuk produksi steam harus dikontrol secara otomatis atau pun manual. Oleh karena itu guna pengontrolan pada mesin boiler, dibutuhkan beberapa sistem kontrol. Salah satunya Thermocouple PT100 yang memanfaatkan Differential Preassure Transmitter, serta Pengontrolan Temperature ruang bakar yang menggunakan sensor termocouple, dalam hal ini digunakan termocouple tipe K yang sangat baik dalam pemanasan sebagai sensor membaca temperature.
boiler ini memiliki ecomonizer yang semestinya untuk difungsikan sebagai penghemanat energi pada kinerja boiler Economizer atau pemanas awal berfungsi untuk memanaskan air pengisi ketel sebelum masuk ke boiler. Pemanasan awal ini perlu yaitu untuk meningkatkan efisiensi ketel dan juga agar tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar di dalam boiler yang dapat mengakibatkan keretakan dinding boiler. Ruang bakar adalah bagian dari boiler yang dindingnya terdiri dari pipa pipa air Pada sisi bagian depan terdapat satu burner yang letaknya terdiri atas tingkat tersusun secaramen datar.
Uap air adalah sejenis fluida yang merupakan fase gas dari air, bila mengalami pemanasan sampai temperatur didih di bawah tekanan tertentu. Uap air tidak berwarna, bahkan tidak terlihat bila dalam keadaan murni kering. Uap air
pertama sekali dipakai sebagai fluida kerja oleh James Watt yang terkenal sebagai penemu Mesin Uap Torak. Uap air tidak mengikuti hukum-hukum gas sempurna, sampai dia benar-benar kering (kadar uap 100%). Bila uap kering dipanaskan lebih lanjut maka dia menjadi uap adipanas (panas lanjut) dan selanjutnya dapat dianggap sebagai gas sempurna
Proses pembentukan uap air bila di atas sekeping logam terdapat beberapa tetes air dan kita perhatikan molekul-molekul air tersebut, temperatur air pada saat itu adalah To Kelvin atau To ○Celcius. Molekul-molekul air tersebut bergerak bebas kesana kemari dalam lingkungan (dalam lingkungan air) dengan kecepatan gerak Vo meter/detik. Molekul-molekul tersebut dalam gerakannya kesana kemari tidak akan dapat meninggalkan lingkungannya, yaitu lingkungan air karena adanya gaya tarik menarik antara molekul-molekul air itu sendiri.
Penguapan adalah proses terjadinya perubahan fasa dari cairan menjadi uap. Apabila panas diberikan pada air, maka suhu air akan naik. Naiknya suhu air akan meningkatkan kecepatan gerak molekul air. Jika panas terus bertambah secara perlahan-lahan, maka kecepatan gerak air akan semakin meningkat pula, hingga sampai pada suatu titik dimana molekul-molekul air akan mampu melepaskan diri dari lingkungannya (100°C) pada tekanan 1 [kg/cm²], maka air secara berangsur-angsur akan berubah fasa menjadi uap dan hal inilah yang disebut sebagai penguapan.Kebutuhan udara pembakaran didefinisikan sebagai kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk pembakaran 1 kg bahan bakar secara sempurna yang meliputi Reaksi pembekaran akan menghasilkan gas baru, udara lebih dari sejumlah energi. Senyawa-senyawa yang merupakan hasil dari reaksi pembakaran disebut
gas asap Diamana A = Kandungan abu dalam bahan bakar (Ash) Gas asap yang terjadi terdiri dari:
Hasil reaksi atas pembakaran unsur-unsur bahan bakar dengan O₂ dari udara seperti CO₂, H₂O, SO₂; Unsur N₂ dari udara yang tidak ikut bereaksi; Sisa kelebihan udara. Dari reaksi pembakaran sebelumnya diketahui:
Berat CO₂ = 3,67C kg/kgBB
Berat SO₂ = 2S kg/kgBB
Berat H₂O = 9H₂ kg/kgBB
Berat N₂ = (77%
Berat O₂ =
Maka untuk menghitung berat gas asap pembakaran perlu dihitung dulu masingmasing komponen gas asap tersebut.
Apabila dibawah kepingan logam tersebut dipasang api (api dari sebatang
lilin, korek api dan sebagainya), sedemikian sehingga api tersebut memanas kepingan logam yang diatasnya terdapat beberapa tetes air, maka temperatur air tersebut akan naik menjadi T1 Kelvin, dan ternyata kecepatan gerak dari molekulmolekul air tersebut akan bertambah menjadi V1 meter/detik, namun belum mampu untuk melepaskan diri dari lingkungannya. Apabila kemudian api yang dipasang dibawah kepingan logam tersebut ditambah besarnya (menjadi api dari dua batang lilin, dan sebagainya) maka temperatur air diatas kepingan logam tadi akan naik lagi menjadi T2 Kelvin sedangkan ternyata pula bahwa kecepatan gerak dari molekul-molekul air akan bertambah menjadi V2 m/detik, namun masih tidak mampu untuk melepaskan diri dari lingkungannya.
Nilai Kalor Bahan Bakar
Nilai kalor (Heating Value) adalah energi kalor yang dilepaskan bahan bakar pada waktu terjadinya oksidasi unsur-unsur kimia yang ada pada bahan bakar tersebut. Nilai kalor bahan bakar ada 2 jenis, yaitu :
A. Nilai Kalor Atas (HHV)
Dimana :
C = % karbon dalam bahan bakar
H2 = % hidrogen dalam bahan bakar
O2 = % oksigen dalam bahan bakar
S = % sulfur dalam bahan bakar
18
B. Nilai Kalor Bawah
= % hidrogen dalam bahan bakar
D. Kebutuhan Bahan Bakar
Banyaknya bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan uap dapat
diperoleh dengan persamaan
Dimana :
= konsumsi bahan bakar [kg/jam]
= laju kapasitas produksi uap [kJ/jam]
= efisiensi ketel uap (70-90) %
= entalphi spesifik uap [kJ/kg]
= entalphi spesifik air [kJ/kg]
= nilai kalor bawah
E. Suplai Energi
Suplai energi terhadap ketel uap diperoleh dari bahan bakar.Kandungan energi (E) bahan bakar [kJ/kg] dapat diperoleh melalui percobaan “Bomb Calorimeter”, atau bisa dihitung dengan rumus Dulong jika bahan diketahui.
Dalam pengujian ini, kandungan energi bahan bakar dapat diperoleh dari PKS Merbaujaya Indahraya. Besarnya energi panas pembakaran adalah suplai panas terhadap ketel uap :
Dimana :
= laju aliran massa bahan bakar [kg/jam]
E = kandungan energi bahan bakar [kJ/kg]
F. Energi Evaporasi
Energi untuk perubahan air pengisian (feed water) menjadi uap (steam) dalam proses evaporasi adalah besarnya kandungan entalphi uap kurang kandungan entalphi air pengisian
Diman
G. Efisiensi Ketel Uap
Performansi ketel uap dapat diukur dengan menghitung efisiensinya. Semakin besar efisiensi dari suatu ketel uap, maka dapat dipastikan ketel tersebut memiliki performansi yang baik. Untuk menghitung nilai efisensi dari ketel uap dapat dipergunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
20
Jumlah panas masuk/panas yang dihasilkan bahan bakar Berdasarkan Fluida Yang Mengalir Dalam Pipa Ketel pipa api ( fire tube boiler ) pada ketel pipa api seperti tampak pada gambar 1.28, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan ketel ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Ketel pipa api biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah dan sedang. Sebagai pedoman, ketel pipa api kompetitif untuk kecepatan steam sampai 14.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg.cm2. ketel pipa api dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan bakar padat dalam operasi. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar ketel
pipa api dikonstruksi sebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar
Dan bila api yang dipasang dibawah kepingan logam tersebut senantiasa ditambah besarnya, sehingga temperatur air diatas kepingan logam tersebut mencapai Td K, sedangkan kecepatan gerak molekul-molekul air tersebut telah
mencapai Vd m/detik, sehingga molekul-molekul air tersebut mampu untuk melepaskan diri dari lingkungannya dan mampu untuk melepaskan diri dari gaya tarik menarik antara molekul-molekul air tersebut. Molekul-molekul air yang melepaskan diri dari lingkungannya tersebut akan berubah menjadi molekulmolekul uap yang kecepatan gerakannya melebihi kecepatan gerak molekulmolekul air semula. Proses yang demikian tadi disebut “Proses Penguapan”. Molekul-molekul air berubah menjadi molekul uap, atau disebut juga bahwa air tersebut sedang
“mendidih”, karena permukaan air menjadi bergolak. Temperatur air pada saat itu mencapai “temperatur mendidih” yaitu Td Kelvin dan bila api masih saja ditambah besarnya, ternyata bahwa temperatur mendidih Td Kelvin tidak akan berubah atau tetap saja besarnya, selama tekanan yang ada diatasnya dipertahankan tetap saja
besarnya.
Analisa Efisiensi Ketel uap
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada laporan tugas akhir ini adalah metode langsung. Secara umum laporan tugas akhir ini akan membahas analisa nilai kalor bahan bakar dan perhitungan efisiensi ketel uap Efisiensi adalah suatu tingkatan kemempuamn kerja dari suatu alat.Sedangkan efisiensi pada ketel uap atau ketel uap yang didapatkan dari perbandingan antara energi yang dipindahkan atau diserap oleh fluida kerja didalam ketel dengan masukan energi kimia dari bahan bakar. Perhitungan Efisiensi ketel uap dengan Metode langsung
Energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam) dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar ketel uap. Metodologi ini dikenal juga sebagai metode „input-output’ karena kenyataan bahwa metode ini hanya memerlukan keluaran /output (steam) dan panas masuk / input (bahan bakar) untuk evaluasi efisiensi
Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam berbagai penerapan untuk pemanasan proses tidak langsung. Dengan menggunakan fluida petroleum sebagai media perpindahan panas, pemanas tersebut memberikan suhu yang konstan. Sistem pembakaran terdiri dari sebuah fixed grate dengan susunan
draft mekanis. Pemanas fluida termis modern berbahan bakar minyak terdiri dari sebuah kumparan ganda, konstruksi tiga pass dan dipasang dengan sistim jet tekanan.
Fluida termis, yang bertindak sebagai pembawa panas, dipanaskan dalam pemanas dan disirkulasikan melalui peralatan pengguna. Disini fluida memindahkan panas untuk proses melalui penukar panas, kemudian fluidanya memindahkan panas untuk proses melalui penukar panas, kemudian fluidanya dikembalikan ke pemanas. Aliran fluida termis pada ujung pemakai dikendalikan oleh katup
pengendali yang dioperasikan secara pneumatis, berdasarkan suhu operasi. Pemanas operasi pada api yang tinggi atau rendah tergantung pada suhu minyak yang kembali yang bervariasi tergantung beban sistim. Faktor ekonomi keseluruhan dari pemanas fluida termis berbahan bakar batubara dengan kisaran efisiensi panas 55-65% merupakan yang paling nyaman digunakan dibandingkan dengan hampir kebanyakan boiler. Penggabungan peralatan pemanfaatan kembali panas dalam gabungan akan mempertinggi tingkat efisiensi termis selanjutny
Deltabar terdiri dari dua kata yaitu Delta yang berarti selisih dan Bar yang berarti Tekanan (Bar). Jadi dapat kita artikan bahwa pressure trasnmitter Deltabar mengukur nilai tekanan dengan membandingkan selisih dari dua nilai yang diukur. Dari namanya yakni Deltabar, mengambil selisih (Delta) tekanan (Bar). Deltabar mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan Pressure transmitter, jika pada pressure transmitter hanya memiliki satu titik sensor namun pada alat Deltabar memiliki dua titik sensor diaphragm. Dengan prinsip kerja yaitu mengukur selisih (Delta) dari nilai tekanan tertingi (High level) & nilai tekanan terendah (Low Level).
Lalu alat ukur tekanan Deltabar mengambil nilai selisih tekanan yang ada, dan mengubah nilai tersebut menjadi nilai Analog dalam bentuk arus listrik (mA). Dan selanjutnya mengirimkan perubahan dari nilai sinyal analog tersebut ke alat Controller. Kedua alat ukur tekanan digital yakni Cerabar dan Deltabar sudah memiliki berbagai keunggulan dan fungsi-fungsi untuk digunakan dalam sistem otomatis atau automatic process. Dan alat ukur ini juga dapat digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan pada benda cair, gas seperti steam (Uap) bertekanan tinggi (High pressure) dan juga dapat digunakan untuk mengukur pada kondisi kerja dengan suhu yang sangat tinggi. 2.4.3 Memahami Fungsi Differential Pressure Transmitter Differential Pressure transmitter adalah salah satu jenis peralatan instrument yang paling banyak digunakan sebagai alat ukur dalam industri, karena transmitter model ini bisa difungsikan dalam banyak aplikasi seperti untuk mengukur tekanan positip, untuk mengukur tekanan vakum, untuk mengukur perbedaan tekanan, untuk mengukur ketinggian permukaan isi tangki (Level) dan untuk pengukuran laju alir (Flow).
Sesuai dengan namanya, prinsif kerja differential pressure transmitter (transmitter perbedaan tekanan) yaitu mengukur tekanan pada dua titik, membandingkan besarnya kedua tekanan tersebut lalu menghasilkan output, teknik pengukuran yang banyak digunakan differential pressure transmitter adalah technology strain gauge, kapasitansi dan vibrating wire atau mechanical resonansi. Output dari sensor secara elektronik dikonversi ke sinyal standar 4-20 mA untuk kemudian dikirimkan ke perangkat monitor atau alat kontrol yang terletak di lokasi aman
seperti di ruang kontrol ( control room). Lihat gambar dibawah ini menunjukkan interkoneksi dari differential pressure transmitter ke peranti monitor di ruang control, gambar hubungan signal seperti inilah yang disebut Instrument Loop Drawing atau disingkat ILD.
Differential pressure transmitter secara umum terbagi atas dua bagian yaitu bagian sensor atau diapraghma dan bagian elektronik yaitu bagian yang memproses signal dan mengeluarkan output.Bagian sensor adalah bagian yang kontak langsung dengan proses yang di ukur, koneksi antara transmitter dengan proses yang diukur kebanyakan menggunakan tubing yaitu pipa dengan ukuran
tertentu yang dapat di bengkokkan sesuai dengan kebutuhan. Selain dengan menggunakan tubing ada juga differential pressure transmitter yang desainnya menggunakan pipa kapiler dan diaprahma pada ujungnya, pipa kapiler ini sudah dipasang dari pabriknya dan diisi dengan cairan tertentu agar tekanan bisa sampai ke sensor, cairan yang dipakai untuk mengisi pipa kapiler biasanya silikon, glycol, atau glycerine. Karena pengisian cairan kedalam pipa kapiler itu dilakukan dipabrik berdasarkan perhitungan teknis, maka antara transmitter dan pipa kapiler tidak bisa dipisahkan, demikian pula kebocoran yang mungkin terjadi pada diapragma harus dihindari, kalau tidak maka transmitter tidak akan bisa digunakan. Gambar dibawah ini memperlihatkan contoh transmitter yang menggunakan pipa kapiler dengan transmitter yang harus dipasang dengan menggunakan tubing.
Bagian sensor selalu memiliki dua sisi yang berlawanan yang disebut sisi tekanan tinggi yang ditandai dengan label H ( High) dan sisi tekanan rendah yang dtandai dengan label L ( Low), dalam pemakaiannya tidak berarti sisi H harus dihubungkan ke bagian proses yang memiliki tekanan tinggi. Berikut ini adalah contoh contoh cara pemasangan differential pressure transmitter pada pengukuran besaran proses yang berbeda-beda:
Untuk Mengukur Tekanan Positif
Differential pressure transmitter dapat digunakan sebagai pengukur tekanan positip (gauge pressure). Caranya yaitu dengan menghubungkan bagian sensor berlabel H ke bagian proses yang akan diukur misalnya ke tangki, ke pipa, ke reaktor, ke bak penampungan, ke boiler, ke storage, dan media proses lainnya, sementara bagian yang berlabel L dibiarkan terbuka ke atmosphere. Besarnya tekanan ynag diukur oleh sensor akan di konversikan ke dalam signal standard sesuai dengan hasil kalibrasi transmitter.
Untuk Mengukur Tekanan Vakum.
Kita dapat menggunakan cara yang sama yaitu menghubungkan satu port daripada transmitter ke bagian proses yang akan diukur, hanya kali ini koneksinya di balik, jadi sisi yang berlabel L dari transmitter adalah sisi yang terhubung ke equipment proses, sedang sisi H dibiarkan terbuka ke atmosphere, bila terjadi penurunan tekanan maka nilainya akan terdekteksi oleh transmitter, output
transmitter yang telah dikonfigurasi untu k keperluan pengukuran vakum akan menunjukkan perubahan nilai ke arah negatif.
Untuk Mengukur Tekanan Absolute
Differential Pressure Transmitter juga bisa diaplikasikan untuk mengukur tekanan absolut. Tekanan absolute didefinisikan sebagai tekanan dibawah atmosphere yang dimulai dari skala 0 mmHg, dimana 1 Atmosphere setara dengan 760mmHg, cara pemasangan transmitter nya port berlabel L dihubungkan ke sisi vakum sedang port berlabel H dihubungkan ke proses bertekanan normal, dengan cara ini perubahan tekanan disisi vakum baik semakin vakum ataupun sebaliknya akan menunjukkan nilai positip, karena range transmitter diseting untuk unit pressure absolute yaitu mmHg, misalnya range transmitter 360mmHg sampai dengan 760mmHg equivalen dengan output 4-20mA.
Untuk Mengukur Level
Kegunaan lain dari differntial pressure transmitter adalah sebagai perangkat untuk mengukur ketinggian isi tangki (Level) caranya dengan menggunakan perhitungan matematik, yaitu konversi besaran tekanan ke besaran
Level, dibawah ini adalah formula yang digunakan untuk perhitungan level tersebut. P = ρghP = tekananρ = density zat cairh = ketinggian cairan dalam tangkidari formula tersebut diketahui bahwa dengan mengetahui parameter
tekanan dan density cairan maka ketinggian cairan dalam tangki (Level) dapat diketahui. Ada beberapa metode pemasangan differential pressure transmitter untuk pengukuran level, salah satu contohnya yaitu yang dipakai untuk mengukur tangki terbuka seperti diperihatkan pada gambar di bawah ini, port H dari transmitter adalah port yang terhubung ke tapping point dari tangki sedang port berlabel L dibiarkan terbuka ke atmosphere, penjelasan tentang cara-cara pemasangan differential pressure transmitter untuk mengukur Level akan
diterangkan lebih detail pada artikel lain.
Untuk Mengukur Flow
Fungsi lain daripada differential pressure transmitter adalah sebagai peranti untuk pengukuran laju alir (Flow), untuk keperluan pengukuran laju alir ini dibutuhkan peranti lain yang gunanya untuk menciptakan adanya perbedaan tekanan pada pipa yang akan diukur, jenis alat yang dapat menimbulkan perbedaan tekanan ini disebut sensor adapun jenisnya yaitu berupa plat orifice, pipa pitot, dan pipa ventury, konversi dari besaran tekanan ke besaran flow yaitu dengan memenuhi formula berikut F = C x √PC adalah konstata tetap hasil perhitungan ketika sensor dibikin.C adalah hasil perbandingan antara besanya perbedaan tekanan maksimum versus besarnya flow maksimum yang dapat terukur oleh sensor, hasil kali konstanta C dengan perbedaan tekanan yang diukur
oleh transmitter kemudian diinterpretasikan sebagai Flow, Berikut ini adalah contoh pemasangan differential pressure transmitter untuk pengukuran Flow.
Differential Transmitter Sebagai Indicator Filter
Pemakaian differential pressure transmitter sebagai alat untuk mengetahui kondisi filter yang dipasang pada bagian suction pompa adalah salah satu fungsi lain dari transmitter ini, aplikasinya sangat sederhana dimana transmitter dipasang diantara filter, port H pada bagian upstream filter dan port L pada bagian downstream filter, jika terjadi penyumbatan pada filter maka pada bagian L akan terjadi efek vakum sehingga output transmiter akan naik, dan kenaikan ini menunjukkan tanda-tanda bahwa telah terjadi penyumbatan pada filter tersebut. Lihat cara pemasangan differential pressure transmitter untuk memonitor kebersihan filter seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Peran Differential Preassure Transmitter dalam Kendali Level Air Hal
yang terenting dalam proses penghasilan steam pada boiler, level air dalam Shell Water harus terjaga. Kestabilan level air harus di perhatikan pada pengoprasian boiler. Shell water merupakan ruang hampa tertutup, hal ini bertujuan untuk menghasilkan uap air yang memiliki tekanan tinggi serta sifat Steamnya bersifat kering tidak lembab. Untuk itu kestabilan level air sangat berpengaruh, sehingga untuk menjaga kestabilan sangat diperlukan sensor khusus yaitu Differential Preassure Transmitter.Prsoses pengendalian level air tersebut dinamakan Water
LevelControl. Pada pengendalian level air, atau water level control terdapat 3 buah komponen wajib yaitu, input / masukan, proses, output.
A . Input : berupa Differential PreassureTransmiter. ( berupa presentasi level air yang sebanding dengan nilai 4-20mA )
B. Proses : PIDcontrol.
C. Ouput : Tampilan SevenSegment sebagai presentasi level air, dan Aktuator sebagai penggerak Valve, Speed IDF dan FDF. Diffrential preassure transmitter yang terpasang pada Shell water berfungsi sebagai sensor deteksi level air. Karena dapat mengubah perubahan besaran Fisik ( Diff.Preassure ) kebesaran Listrik ( Current ) yang sebanding. Tinggi level air dalam Shell Water akan selalu berubah-ubah, karena Steam akan selalu dihasilkan oleh pipa-pipa dalam ruang bakar. Steam yang dihasilkan akan naik kepermukaan Shell Water sehingga besarnya level air pun menurun, perubahan ini akan menghasilkan perubahan tekanan pada kedua buah titik pengukuran dan selisih tekanan inilah yang akan dijadikan pengukuran. Apabila level air menurun dari
Set Point ( level yang dikendaki ), maka Valve akan terbuka untuk menyuplai air dari Feed Water Tank ( FWT ) ke Shell water. Apabila air dalam Shell water sudah melebihi Set Point maka Valve akan menutup. Valve ini bekerja seperti On/Off biasa, tidak membuka secara presisi. Pengaruh yang kedua dari water level control adalah, speed blower IDF dan FDF akan diturunkan. Di dalam shell water juga terdapat alat yang berfungsi sebagai pengaman, untuk menjaga bahwa didalam shell water harus berisi air tidak boleh kosong. Alat pengaman tersebut
hanya akan bekerja apabila air dalam shell water kurang dari batas minimum yang ditentukan, sehingga akan mematikan seluruh kerja dari mesin boiler.
Seteah level air melebihi batas minimum, maka alat tersebut tidak aktif, dan boiler akan aktif kembali. Dalam prakteknya air kondensasi yang mengalir ke FWT / feed water tank, umumnya memiliki suhu yanh cukup tinggi. Sekitar 85℃ ~ 87℃ , agar lebih efisien maka digunakanlah sebagian dari Steam tadi di alirkan ke FWT untuk
menaikkan suhu air kondensasi. Sehingga apabila air kondensasi telah tercampur dalam Shell Water maka suhu yang didapat tidak terlalu jauh dari titik didih air. Dan itu berdampak pada konsumsi bahan bakar boiler menjadi lebih ekonomis. Terkadang apabila steam sudah dihasilkan, maka blower FDF dan IDF akan diturunkan speednya, namun kenyataanya dimatikan. Ini tidak akan berpengaruh besar pada ruang pembakaran, karena pasir silica sudah dapat membakar dengan baik batu bara yang masuk.
Termokopel (Thermocouple)
PengertianTermokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek
“Thermo-electric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara duapersimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback” Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature).Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.
Dari pada konduktor lainnya sehingga ada diferensial temperatur, makaakan timbul efek termoelektris yang menghasilkan tegangan listrik. Besar tegangan listrik yang terbentuk tergantung dari jenis material konduktor yang
digunakan, serta besar perbedaan temperatur antara dua konduktor tersebut. Dan berikut kurva kerja termocouple:
Sensor yang digunakan pada ruang bakar untuk mengukur besarnya temperatur adalah termokopel tipe K Chromel – Alumel. Sensor thermocouple ini mempunyai peranan penting yaitu sebagai control kendali batu bara yang masuk ke ruang pembakaraan dan sebagai proteksi apabila temperature pada ruang pembakaran lebih dari setpoint atau overtemperature dan pengaturan speed dari FDF,IDF. Termocoouple tipe K ini mempunyai rentang pengukuran suhu dari 0sampai dengan 1250 Celcius. Sensor thermocouple juga melakukan pengukuran
Hubungi Kami
PT. SUMBER TEKNIK INDUSTRI
Jl. Mangga Pesona Lebak Wangi 2 blok A3 no 15 Kec, Sepatan Timur Kab, tangerang Propinsi Serang Banten 15521
Whatsapp : 0852 8276 2784
Mobile : 0852 82762 784
Email : idmslamet@gmail.com
Website : https://boilersburner.com
Referensi :https://www.jualboileridm.com/
Comments
No comment yet.